Ternyata ini adalah #TUTBEKelas ke delapan sejak pertama kali dibikin pada akhir 2021. Hamdallah, masih diberi kekuatan dan kepercayaan untuk sama-sama bisa menjadi ruang detoks yang rileks. Makasih mas Ludfan!
Kami bertemu di sebuah acara launching album band Shoppinglist di Galeri Lorong malam itu. Obrolan dibuka ketika mas Ludfan nyeletuk, "iki Tutbek sing ning twitter a?" dengan logat khas Jawa Timurnya sambil menunjuk tas totebag yang saya pakai. Waktu itu kami sedang udud-an di luar venue bersama teman-teman yang lain.
Siapa yang tidak kenal Penahitam? Saya menyebutnya komplotan ilustrator gambar dark. Saya tahu di Instagram, karya-karnya detail dan presisi dengan konsistensi tingkat tinggi. Tak disangka bisa bertemu salah satu anggotanya kemudian. Mas Ludfan adalah bagian divisi Zine Library di Penahitam. Penahitam sudah ada store, library, artspace dan rilisan zine tentunya. Bermarkas di Malang, dekat daerah Batu yang dingin itu.
Saya lupa bagaimana persisnya mengajak mas Ludfan untuk isi #TUTBEKelas waktu itu. Yang pasti mas Ludfan berada di Jogja karena sedang magang di Indonesian Visual Art Archive, tempat di mana saya bekerja dulu (2014-2016). Jadi obrolan malam itu langsung nyambung dan ngalir saja. Kebetulan ada teman magang lainnya juga di situ yang sempat saya kenal beberapa hari sebelum kami bertemu lagi di acara launching album itu.
Seperti #TUTBEKelas sebelum-sebelumnya, kami hanya membuka untuk 5 partisipan. Bukan karena sok ekslusif, tapi emang karena studio kami kecil dan agak rileks jika diisi hanya dengan 5 partisipan saja. Tapi, apalah kami ini, partisipan membludak menjadi 8 orang yang ternyata ada 1 orang yang tidak hadir.
Kelas dimulai dengan perkenalan mas Ludfan dengan para partisipan yang hadir. Dilanjut dengan mengikuti brief yang diberikan mas Ludfan kepada partisipan atas potongan-potongan objek yang sudah ada dan setumpuk majalah-majalah bekas. Setiap partisipan diminta untuk membuat/memilih 3 objek (teks, image, bidang) dari material yang ada. Setiap objek yang sudah siap, dibalik, sehingga para peserta lupa-lupa ingat objek bergambar atau teks apa tadi yang saya gunting. Setiap partisipan diberikan selembar kertas seukuran kartu pos untuk memilih 1 objek dan menempelkannya. Setelah sudah, partisipan harus memberikan kertas yang sudah ditempel 1 objek tadi ke teman sebelahnya. Begitu seterusnya sampai semua pada cekikikan karena tidak terbayangkan ada permainan seperti ini. Bagi kebanyakan peserta, di dalam rencananya mengikuti kelas ini, sudah memiliki proyeksi akan membuat teman apa dari material yang disediakan. Namun mas Ludfan dengan jam terbangnya sebagai zinemaker, menghancurkan semua proyeksi kami waktu itu. Haaa.... Alhasil, kami semua bingung sekaligus seru dalam proses membuat postcard collective dari masing-masing objek yang kami temukan antar peserta. Diakhir, semua partisipan dibebaskan membuat postcard collage versinya masing-masing sesuai dengan rencana yang sudha dibawa dari rumah tadi. Akhire ada kesempatan bagi kami untuk merealisasikan ide awal. Namun permainan yang diberikan mas Ludfan menjadikan kelas ini seru! Yang lebih seru, kami semua jadi auto akrab karena saling berkontribusi objek dalam 1 karya. Owh ya, BTW saya gak bikin kolase, saya ngisi TTS (Teka Teki Salah) aja sambil motretin teman-teman :P
Satu hal yang sempat muncul setelah pertemuan berakhir. Sepotong objek tak bermakna jadi punya fungsi yang besar ketika dipertemukan dengan metode yang pas oleh orang yang sungguh suntuk akan hal itu. Sungguh luar biasa. Itu juga yang kami harapkan dari program #TUTBEKelas ini. Semoga apa yang kami buat di ruang dan waktu yang makin sempit ini bisa bermanfaat bagi teman-teman untuk berkreasi seluas-luasnya. Sampai jumpa di #TUTBEKelas selanjutnya ya...
*rmm
Beberapa link yang mungkin perlu kalian taptap:
_
Doc by Kiki & Ludfan
Online shop: TUTBEKPEDIA (Tokopedia) atau di WhatsApp Catalog
Faktori: TUTBEK FAKTORI
Maps: https://maps.app.goo.gl/AfXn4DTKFVsSx7wK7
:D
0 comments:
Posting Komentar